Thursday, September 13, 2007

Mama I miss U

Beberapa tahun yang lalu, ketika Mama saya berkunjung,
ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena
dia membutuhkan sebuah gaun yang baru.

Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama
dengan orang lain, dan saya bukanlah orang yang sabar,
tetapi walaupun demikian, kami berangkat juga ke pusat
perbelanjaan tersebut.


Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun
wanita, dan Mama saya mencoba gaun demi gaun dan
mengembalikan semuanya.

Seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan Mama
saya mulai frustasi.

Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, Mama
saya mencoba satu stel gaun biru yang cantik terdiri
dari tiga helai.

Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi
lehernya, dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk
kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama Mama saya
dalam ruang ganti pakaian, saya melihat bagaimana ia
mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba
untuk mengikat talinya.

Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan oleh
penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak dapat
melakukannya, seketika ketidaksabaran saya digantikan
oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya.

Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air
mata yang keluar tanpa saya sadari.

Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali
masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun
tersebut.

Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya.

Perjalanan belanja kami telah berakhir, tetapi
kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan
dari ingatan saya.

Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja
kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian
tersebut dan terbayang tangan Mama saya yang sedang
berusaha mengikat tali blusnya.

Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah
menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju,
membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya,
berdoa untuk saya.

Sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan
cara yang paling membekas dalam hati saya. Kemudian
pada sore harinya, saya pergi ke kamar Mama saya,
mengambil tangannya, menciumnya ... dan yang
membuatnya terkejut, memberitahukannya bahwa bagi saya
kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah
di dunia ini.

Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya
dapat melihat dengan mata baru, betapa bernilai dan
berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari
seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari
kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki
keindahannya tersendiri.

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan
Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang
dapat menandingi keindahan tangan Ibu...

With Love to All Mothers

Note :
Berbahagialah yang masih memiliki Ibu. Dan lakukanlah
yang terbaik untuknya...........


No comments: