Wednesday, November 28, 2007

Aneka Pengetahuan dalam Kegiatan Seks

1. Ejakulasi Prematur (Sperma yang Keluar Terlalu Cepat)

Masalah keluarnya sperma yang terlampau cepat selalu menghantui banyak orang (khususnya

pria), karena disini menentukan sekali bagi tercapainya kepuasan, baik untuk diri sendiri

maupun bagi pasangannya. Suatu hal yang paling vital, tetapi justru merupakan problem yang

mencemaskan pada banyak orang. Seharusnya suatu hubungan sex tidak boleh lebih cepat dari 2

menit, terhitung sejak saat masuknya penis pada vagina, atau setidaknya harus diatas 20

sampai 30 jurus esek-esek (hubungan seksual). Tetapi masalahnya tidak seremeh yang

direncanakan, karena pada kenyataannya banyak sekali para pria yang tidak mampu untuk

mempertahankan diri untuk tidak orgasme terlampau cepat daripada batasan waktu dan jumlah

gerakan seperti yang disebutkan di atas. Ini dapat dikatakan sebagai cabang daripada

impotensi sesksual.

Dan terdapat banyak pria yang begitu penisnya masuk ke vagina pasangannya, maka pengekangan

dan kontrolnya lepas, dan terjadilah orgasme. Sehingga tingkat hubungan seksual yang normal

pun tidak terjangkau. Setelah terjadi orgasme, maka pada umumnya terjadilah jangka waktu

yang tidak berdaya pada pihak pria dan tingkat pengulangan merupakan tanda tanya besar pula,

apalagi jika memang diinginkan dengan segera untuk dapat menambal kekurangan yang telah

terjadi.

Jika peristiwa semacam ini terus berlangsung pada saat kegiatan esek-esek, maka disangsikan

akan dapat tercapai keharmonisan yang sejati dari pasangan berbeda kelamin itu. Untuk dapat

mengatasi keadaan yang demikian, yaitu dengan permainan yang pendahuluan yang panjang

seperti pemanasan begitulah. Pemanasan sangat penting karena disamping untuk melamakan

kegiatan esek-esek juga untuk dapat mengontrol emosi dan untuk mengontrol permainan. Disini

yang memegang peranan penting biasanya adalah pihak pria. Tetapi bila ada pasangan seorang

wanita lebih berpengalaman, biasanya dialah yang memegang peranan penting.

Disini yang paling untung sebetulnya adalah pihak wanita, karena meskipun dia sudah keluar

lebih dulu, tetapi permainan masih dapat dilanjutkan. Tetapi bila pria yang keluar duluan,

maka kemungkinan 90 % permainan akan selesai, tamat begitulah.

Dari sini kita dapat menyimpulkan pihak wanita sebetulnya lebih kuat ngesex-nya daripada

pihak pria. Karena biasanya pihak pria itu sudah keluar sampai 5 kali. Dia sudah pasti tidak

mungkin main lagi, tetapi kalau wanita, mereka mau keluar sampai 10 kali pun masih tetap

dapat melanjutkan. Karena itu sebagai pihak pria harus dapat menemukan formula yang pas

untuk dapat melaksanakan permainan itu.

2. Meledaknya Rangsangan Sex

Bagi pria ataupun wanita, orgasme atau klimaks merupakan suatu tingkat dimana ransangan sex

mencapai kepuasan yang sebesar-besarnya. orgasme yang terjadi bersamaan waktunya adalah

suatu kejadian yang paling menyenangkan diantara segalanya yang telah dilakukan sebelumnya.

Tetapi kenyataan membuktikan, bahwa banyak sekali fakta yang menyebabkan kesukaran dalam

mencapai orgasme yang bersamaan. Dan justru kelemahan pria adalah setelah mencapai orgasme,

dimana penisnya akan menjadi kecil.. kecil.. dan kecil.., serta memerlukan beberapa waktu

kemudian yang tidak dapat ditebak dengan pasti untuk melakukan fungsinya kembali.

Dengan demikian, maka apabila di dalam hal ini pihak pria mendahului mencapai orgasmenya,

maka si wanita akan menderita secara langsung, sebab vaginanya masih belum mengeluarkan

laharnya, yang merupakan tanda bahwa dia puas. Oleh karena itu banyak wanita yang mencari

pria lain agar dapat memuaskan vaginanya.


Tetapi dengan cara tertentu akan dapat menolong hubungan sex itu, misal dengan cara

melakukan suatu pemanasan selama mungkin dengan cara yang jitu agar dapat membangkitkan

kegairahan pihak wanita. Kalau si wanita dapat teransang, maka meskipun kegiatan esek-esek

tidak berjalan lama, maka itu tidak jadi masalah, karena pihak pria telah menunaikan

tugasnya, yaitu memberi kepuasan pada pasangannya. Dan ingat, wanita dapat bertahan meskipun

dia sudah 10 kali keluar, tetapi kalau dia keluar duluan pihak pria akan santai nantinya.

Bagi wanita sendiri pun di dalam mencapai orgasmenya tidak seperti pria, yaitu memancarkan

suatu bentuk cairan, tetapi tampak sebagai suatu rangkaian kegairahan yang menggetarkan

perasaan, vagina dan sekitar klitoris, dan biasanya dirinya seakan-akan tidak terkuasai

untuk melakukan gerak tertentu yang mendebarkan, seperti mempererat rangkulannya, mempererat

jepitannya, mencakar, melakukan gigitan dengan disertai napasnya yang tersengal-sengal..

wow!Tetapi tidak seperti pihak pria yang begitu mendapatkan orgasme, dituntut suatu

istirahat, sebaliknya wanita dapat mencapai orgasme beberapa kali, tergantung dari keinginan

serta kegairahan yang dimiliki oleh masing-masing wanita dalam menerima ransangan dari

pasangannya.

Beberapa tugas pria saat kegiatan sex:

a. Anda harus dapat meningkatkan kemampuan dengan pengetahuan yang berhubungan dengan

titik-titik kelemahan atau kemesraan secara khusus di tubuh pasangan anda. Walaupun dapat

dikatakan setiap orang memiliki zone yang umum, tetapi pasti ada keistemewaan-keistimewaan

tertentu yang patut menjadi perhatian, sehingga perangsangan terhadapnya akan mendapatkan

hasil yang lebih memuaskan. Di dalam hal ini, selain instink anda berbicara, perlu adanya

sikap keterbukaan dari pasangan anda untuk dapat memberikan petunjuknya yang lebih tepat.

Jika dia malu-malu untuk memberikan keterangan tentang hal itu, maka berilah pengertian yang

mendalam betapa pentingnya semua itu bagi anda berdua, khususnya dalam memberikan kesenangan

padanya sendiri.

b. Selanjutnya sebagai pria, anda harus dapat memperdalam sedemikian rupa untuk mengenal

adanya berbagai macam variasi yang seakan tiada habis-habisnya dalam hal permainan

pendahuluan atau pemanasan. Sangat mutlak bagi anda berdua untuk bersama-sama mempelajarinya

dengan pengertian yang mendalam, sehingga apa-apa yang ada ini akhirnya menjadi suatu

tindakan yang tidak hanya merupakan hafalan saja, tetapi menjadi bagian kehidupan sex yang

terkombinasi sedimikian hidupnya.

c. Adalah suatu kebanggan tersendiri jika nantinya dapat terjadi orgasme pada pihak wanita

terlebih dahulu beberapa kali sebelum akhirnya dibarengi dengan orgasmenya sendiri yang

bersamaan dengannya.

Beberapa tugas wanita saat kegiatan sex:

a. Walaupun sikap seorang wanita adalah pasif, tetapi hendaknya di dalam hal ini anda tidak

berdiam diri saja dengan membiarkan pihak pria untuk melakukan segalanya. Bagaimanapun juga

seorang pria juga memerlukan pembalasan keaktifan dari anda pasangannya dalam berbagai macam

hal, yang dimulai dari saat permainan pendahuluan sampai pada saat penis pasangan anda

memasuki vagina anda. Khususnya di dalam kegiatan esek-esek yang memiliki keaneka-ragaman

teknik, haruslah dapat dimengerti secara mendalam oleh pihak wanita, sehingga pada saat-saat

diperlukan, maka anda dapat berlaku terlebih aktif atau melakukan inisiatif untuk mengadakan

hubungan dengan posisi-posisi tertentu yang dapat lebih memberikan rangsangan kepada diri

anda sendiri untuk dapat mencapai orgasme. Jadi setiap tindakan pasangan anda harus mendapat

imbangan yang dapat memuaskan batinnya.

Berapa banyak pihak wanita yang membuat kesalahan besar pada keadaan yang demikian ini

dengan bersikap layaknya patung saja, sehingga yang mengalami kerutinan dari tanggapan

wanitanya yang dianggap terlampau dingin. Expresi wajah dan segala macam hal yang

bersangkutan dengan suatu kegairahan tidak perlu ditahan-tahan, karena jelas itu menunjukkan

suatu kebodohan yang tidak terpuji. Seakan-akan di dalam hal ini anda menunjukkan akan

ketidak-becusan pasangan anda sendiri. Anda di dalam hal ini harus menunjukkan suatu

kehangatan dalam memberikan sambutan, karena kejantanan seorang pria adalah terletak disini,

dan jika ia tidak mendapatkan kepuasan dalam perasaannya melihat tingkah laku pasangannya

yang seakan-akan acuh tak acuh, maka tidak aneh lagi kalau ia akan mencari hiburan di tempat

lain.

b. Anda harus menunjukkan sikap kefeminiman dengan berlaku semesra mungkin yang dapat

menciptakan kehangatan benar-benar dalam suasana seperti itu. Bila perlu sebelum pasangan

anda datang ke rumah, anda bisa bertelanjang bulat, jadi bila pasangan anda datang, maka

ya.. ya.. ya.

c. Anda harus bersikap terbuka untuk seakan-akan sambil lalu saja untuk memberikan

penjelasan tentang titik-titik kemesraan yang memang anda rasakan, dan ini akan menyadarkan

serta memberikan pengarahan di dalam peristiwa pendahuluan yang terjadi nantinya. Dan di

dalam hal ini pun tidak ada suatu peraturan yang menetapkan bahwa anda hanya bersikap

menerima saja, tetapi juga dapat sekaligus memberikan pelayanan pembalasan yang dapat

memberikan kesenangan secara timbal-balik.

3. After Play (Tindakan Setelah Selesai Permainan)

Tingkat tindakan setelah suatu permainan esek-esek juga memegang peranan tersendiri. Ini

jarang mendapat perhatian yang serius dari banyak pasangan yang seakan-akan tidak begitu

menghargai akan hal ini, dan juga memang karena ketidak-tahuan.

Biasanya setelah suatu permainan selesai, maka si pria khususnya dengan cepat-cepat

bertindak menuju ke kamar mandi meninggalkan pasangannya. Ia kurang begitu menyelami akan

perihal yang dirasakan dengan keinginan pasangannya secara lebih mendalam.

Afterplay akan mempunyai seni tersendiri yang harus dimengerti oleh setiap pasangan, dan

disini mempunyai kespesifikasiannya sendiri.

Tindakan yang harus diperhatikan oleh pria, yang pertama-tama adalah jangan menarik penisnya

dari vagina pasangannya begitu selesai dengan tugasnya, tetapi yang lebih tepat kiranya

adalah dengan membiarkannya untuk beberapa saat di dalammya dengan cukup mengubah posisinya

sedemikian rupa, sehingga keduanya dapat beristirahat dengan santai sambil merasakan

penurunan kegairahannya dengan perlahan-lahan. Disini akan dapat menimbulkan suatu keindahan

dalam bentuk lain yang dapat anda rasakan sendiri berdua nantinya, apalagi jika keduanya

dapat tertidur lelap dalam keadaan ini, maka perasaan yang indah terpadu dengan sedimikian

rupa yang dapat mempererat secara lebih mendalam pada keduanya.

4. Frekuensi Hubungan Sex

Banyak kita dengar suatu pembicaraan yang berkisar pada hal yang bersangkutan dengan

frekuensi atau jumlah daripada suatu hubungan sesksual, dimana akhirnya satu sama lain

akhirnya memiliki perbedaan-perbedaan, dan terkadang terdengar secara menyolok sekali.

Tetapi sayangnya sedemikian jauh masih banyak para wanita yang tidak mendapatkan kesenangan

secara mutlak di dalam hubungan ini, dan bahkan ada yang justru tidak pernah merasakan

orgasmenya.

Sebetulnya setiap pasangan mempunyai kebutuhannya masing-masing yang tidak dapat saling

membandingkan dengan pasangan lainnya, karena tingkat kebutuhan itu sendiri adalah

tergantung dari nafsu masing-masing orangnya, serta dapat tidaknya tercapai kepuasan

daripada hubungan yang dilakukannya itu, khususnya yang dipunyai oleh para wanita. Jelas,

bahwa khusus bagi seorang wanita adalah lebih utama memenuhi kebutuhan untuk mendapatkan

kualitas dari hubungan yang terjadi, dan bukan tergantung dari kuantitasnya.

Kejadian-kejadian dalam hubungan sesksual itu sendiri menunjukkan ada yang membutuhkan

hubungan itu setiap hari, ada yang jadwalnya 2 hari sekali, seminggu 2 kali, sebulan 1 kali,

aduh.., mana tahan ya pembaca. Tetapi sedemikian jauh takaran yang kami uraikan di atas,

juga masih belum lengkap dan tepat, karena ada juga pasangan yang tidak tetap hasratnya,

terkadang dalam sebulannya melakukan hubungan sebanyak sampai 20 kali, dan bulan berikutnya

hanya mengalami 2 kali hubungan. Dengan demikian, maka ternyata keadaan sehari-hari turut

juga mempengaruhi akan hubungan sesksual ini.

Dan dari keadaan itu perlu pula ditambahkan, bahwa dalam setiap pasangan itu sendiri dengan

secara jelas juga mempunyai ketidak-seimbangan dalam hasratnya.

Dalam suatu penyelidikan oleh para ahli sex didapatkan kenyatan, bahwa:
a. Didapatkan 50 % wanita Indonesia ternyata dapat dikatakan memiliki hasrat yang lebih

besar daripada para pria.
b. 10 % didapatkan mempunyai keseimbangan yang sama dalam hasratnya dengan pasangannya.
c. Sedangkan sisanya adalah sebanyak 40 % adalah menunjukkan hasrat para pria yang melampaui

wanita.

Tetapi disamping menunjukkan potensi yang tinggi dalam hasratnya itu, juga terdapat hal-hal

yang menyedihkan, yang menunjukkan diantaranya ada juga golongan pria yang ternyata

hasratnya benar-benar tidak memadai wanitanya, atau termasuk tidak normal. Seakan-akan tidak

mempunyai hasrat sama sekali dalam mengadakan hubungan seksual dengan pasangannya. Dan ini

termasuk suatu kejadian yang cukup menyedihkan. (Termasuk saya pembaca, saya sedih melihat

hal ini, masa “Hercules” bisa kalah sama “Xena”.. ya nggak..?)

Walaupun terdapat kepincangan-kepincangan di dalam hal hasrat diantara pasangan ini, tetapi

letak kebahagiaan mereka sebenarnya juga terletak pada adanya rasa saling menyesuaikan.

Disini letak pentingnya, sehingga mereka dapat terhindar dari adanya rasa tidak puas satu

dengan lainnya yang dapat menggoyahkan segalanya.

Dan demikian pula yang terjadi dengan letak pengambilan inisiatif, maka disini didapatkan

masih tetap dipegang oleh golongan pria dengan terbukti sekitar 51 %, sedangkan para wanita

sekitar 49 %. Jadi dengan perkembangan ini, dapat disimpulkan bahwa para wanita mulai

mengambil tempat pria dalam kegiatan esek-esek ini.

SEKIAN

No comments: